Sunday, January 23, 2011

ISLAM

Di antara keistimewaan agama Islam adalah namanya. Berbeda dengan agama
lain, nama agama ini bukan berasal dari nama pendirinya atau nama tempat
penyebarannya. Tapi, menunjukkan sikap dan sifat pemeluknya terhadap Allah.
Yang menamakan Islam juga bukan seseorang, bukan pula suatu masyarakat,
tapi Allah Ta'ala, Pencipta alam semesta dan segala isinya. Jadi, Islam
sudah dikenal sejak sebelum kedatangan Nabi Muhammad saw. dengan nama yang
diberikan Allah.

Islam berasal dari kata salima yuslimu istislaam (artinya, tunduk atau
patuh) selain yaslamu salaam (yang berarti selamat, sejahtera atau damai).
Menurut bahasa Arab, pecahan kata Islam mengandung pengertian: islamul wajh
(ikhlas menyerahkan diri kepada Allah QS. 4:125), istislama (tunduk secara
total kepada Allah QS. 3:83), salaamah atau saliim (suci dan bersih QS.
26:89), salaam (selamat sejahtera QS. 6:54), dan silm (tenang dan damai QS.
47:35).

Secara rinci Islam dapat kita artikan: tunduk dan menerima segala perintah
dan larangan Allah yang terdapat dalam wahyu yang diturunkan Allah kepada
para Nabi dan Rasul yang terhimpun di dalam Alquran dan Sunnah. Manusia
yang menerima ajaran Islam disebut muslim. Seorang muslim mengikuti ajaran
Islam secara total dan perbuatannya membawa perdamaian dan keselamatan bagi
manusia. Dia terikat untuk mengimani, menghayati, dan mengamalkan Alquran
dan Sunnah.
Kalimatul Islam (kata Al-Islam) me-ngandung pengertian dan prinsip-prinsip
yang dapat didefinisikan secara terpisah.

Dan, bila dipahami secara menyeluruh merupakan pengertian yang utuh.

1. Islam adalah Ketundukan
Allah menciptakan alam semesta, kemudian menetapkan manusia sebagai
hambaNya yang paling besar perannya di muka bumi. Manusia berinteraksi
dengan sesamanya, dengan alam semesta di sekitarnya, kemudian berusaha
mencari jalan untuk kembali kepada Penciptanya. Tatkala salah berinteraksi
dengan Allah, kebanyakan manusia beranggapan alam sebagai Tuhannya sehingga
mereka menyembah sesuatu dari alam. Ada yang menduga-duga sehingga banyak
di antara mereka yang tersesat. Ajaran yang benar adalah ikhlas berserah
diri kepada Pencipta alam yang kepadaNya alam tunduk patuh berserah diri.
(QS. 4:125) Maka, Islam identik dengan ketundukan kepada sunnatullah yang
terdapat di alam semesta (tidak tertulis) maupun Kitabullah yang tertulis
(Alquran).

2. Islam adalah Wahyu Allah
Dengan kasih sayangnya, Allah menurunkan Ad-Dien (aturan hidup) kepada
manusia. Tujuanya agar manusia hidup teratur dan menemukan jalan yang benar
menuju Tuhannya. Aturan itu meliputi seluruh bidang kehidupan: politik,
hukum, sosial, budaya, dan sebagainya. Dengan demikian, manusia akan
tenteram dan damai, hidup rukun dan bahagia dengan sesamanya dalam naungan
ridha Tuhannya. (QS. Al-Baqarah: 38) Karena kebijaksanaanNya, Allah tidak
menurunkan banyak agama. Dia hanya menurunkan Islam. Agama selain Islam
tidak diakui di sisi Allah dan akan merugikan penganutnya di akhirat nanti.
Sebagaimana firman Allah, "Sesungguhnya Ad-Dien yang diridhai di sisi Allah
hanyalah Islam." (QS. 3:19)
Sebab, Islam merupakan satu-satunya agama yang bersandar kepada wahyu Allah
secara murni. Artinya, seluruh sumber nilai dari nilai agama ini adalah
wahyu yang Allah turunkan kepada para RasulNya terdahulu. Dengan kata lain,
setiap Nabi adalah muslim dan mengajak kepada ajaran Islam. Ada pun
agama-agama yang lain seperti Yahudi dan Nasrani adalah penyimpangan dari
ajaran wahyu yang dibawa oleh para nabi tersebut.

3. Islam adalah Agama Para Nabi dan Rasul
Perhatikan kesaksian Alquran bahwa Nabi Ibrahim adalah muslim, bukan Yahudi
atau pun Nasrani. (QS. 2:132)
Nabi-nabi lain pun mendakwahkan ajaran Islam kepada manusia. Mereka
mengajarkan agama sebagaimana yang dibawa Nabi Muhammad saw. Hanya saja,
dari segi syariat (hukum dan aturan) belum selengkap yang diajarkan Nabi
Muhammad saw. Tetapi, ajaran prinsip-prinsip keimanan dan akhlaknya sama.
Nabi Muhammad saw. datang menyempurnakan ajaran para Rasul, menghapus
syariat yang tidak sesuai dan menggantinya dengan syariat yang baru. (QS.
3: 84)
Menurut pandangan Alquran, agama Nasrani yang ada sekarang ini adalah
penyimpangan dari ajaran Islam yang dibawa Nabi Isa a.s. Nama agama ini
sesuai nama suku yang mengembangkannya. Isinya jauh dari Kitab Injil yang
diajarkan Isa a.s.. Agama Yahudi pun telah menyimpang dari ajaran Islam
yang dibawa Nabi Musa a.s.. Diberi nama dengan nama salah satu Suku Bani
Israil, Yahuda. Kitab Suci Taurat mereka campur aduk dengan pemikiran para
pendeta dan ajarannya ditinggalkan.

4. Islam adalah Hukum-hukum Allah di dalam Alquran dan Sunnah
Orang yang ingin melihat Islam hendaknya melihat Kitabullah Alquran dan
Sunnah Rasulullah. Keduanya, menjadi sumber nilai dan sumber hukum ajaran
Islam. Islam tidak dapat dilihat pada perilaku penganut-penganutnya,
kecuali pada pribadi Rasulullah saw. dan para sahabat beliau. Nabi Muhammad
saw. bersifat ma'shum (terpelihara dari kesalahan) dalam mengamalkan Islam.
Beliau membangun masyarakat Islam yang terdiri dari para sahabat Nabi
Muhammad saw yang langsung terkontrol perilakunya oleh Allah dan RasulNya.
Jadi, para sahabat Nabi tidaklah ma'shum bagaimana Nabi, tapi mereka
istimewa karena merupakan pribadi-pribadi didikan langsung Nabi Muhammad
saw. Islam adalah akidah dan ibadah, tanah air dan penduduk, ruhani dan
amal, Alquran dan pedang sebagaimana telah dibuktikan dalam hidup Nabi,
para sahabat, dan para pengikut mereka yang setia sepanjang zaman.

5. Islam adalah Jalan Allah Yang Lurus
Islam merupakan satu-satunya pedoman hidup bagi seorang muslim. Baginya,
tidak ada agama lain yang benar selain Islam. Karena ini merupakan jalan
Allah yang lurus yang diberikan kepada orang-orang yang diberi nikmat oleh
Allah. (QS. 6:153; 45:18)

6. Islam Pembawa Keselamatan Dunia dan Akhirat
Sebagaimana sifatnya yang bermakna selamat sejahtera, Islam menyelamatkan
hidup manusia di dunia dan di akhirat.
Keselamatan dunia adalah kebersihan hati dari noda syirik dan kerusakan
jiwa. Sedangkan keselamatan akhirat adalah masuk surga yang disebut Daarus
Salaam.
Allah menyeru (manusia) ke Daarus Salaam (surga), dan menunjuki orang yang
dikehendakiNya kepada jalan yang lurus (Islam). (QS. 10:25)
Dengan enam prinsip di atas kita dapat memahami kemuliaan dan keagungan
ajaran agama Allah ini. Nabi Muhammad saw. bersabda, "Islam itu tinggi dan
tidak ada kerendahan di dalamnya." Sebagai ajaran, Islam tidak terkalahkan
oleh agama lain. Maka, setiap muslim wajib meyakini kelebihan Islam dari
agama lain atau ajaran hidup yang lain. Allah sendiri memberi jaminan. (QS.5:3)

Tuesday, January 18, 2011

Pengenalan

Seni ukiran kayu adalah seni kraftangan yang telah lama wujud di kalangan masyarakat Malaysia terutama bagi masyarakat Melayu, masyarakat etnik Sabah dan Sarawak serta masyarakat Orang Asli. Seni ukiran yang dipersembahkan melalui bahan kayu ini sama seperti seni ukiran yang lain cuma berbeza dari segi cara dan teknik pengukirannya. Seni ini begitu berkembang luas kerana Malaysia merupakan sebuah negara yang mempunyai hasil kayu-kayan yang banyak di mana terdapat kira-kira 3000 spesis kayu-kayan di negara kita. Di samping itu juga, kayu adalah bahan alam yang sangat sesuai untuk diukir dan boleh dipelbagaikan kegunaannya. Dalam bidang ini, fokus akan ditumpukan kepada seni ukiran masyarakat Melayu, masyarakat etnik Sarawak dan masyarakat Orang Asli.

Sejarah Ukiran Kayu Melayu
Ukiran kayu
berbentuk wau

Ukiran merupakan hasil seni rupa tradisi Melayu yang terulung. Sejarah seni ukir di Tanah Melayu banyak terdapat dalam catatan-catatan sejarah iaitu dalam Sejarah Melayu di mana dikatakan seni ukiran Melayu tradisi telah ada sejak lebih 500 tahun dahulu. Pada ketika itu, orang-orang Melayu sudah memberi perhatian yang istimewa terhadap seni ukiran pada bangunan seperti istana dan rumah kediaman. Raja-raja Melayu pada zaman dahulu memainkan peranan penting dalam memperkembang dan menghidupkan suasana seni ukiran. Hingga kini peninggalan istana-istana lama memperlihatkan betapa indah dan uniknya ukiran-ukiran yang diterapkan pada istana-istana tersebut. Di Semenanjung Malaysia, kekayaan seni ukiran kayu orang Melayu paling ketara pada binaan rumah tradisional terutama di Kelantan, Melaka dan Negeri Sembilan.

Teknik dan Gaya

Ukiran kayu dapat dilaksanakan dengan berbagai-bagai teknik dan penggunaan satu-satu teknik itu banyak bergantung pada kebolehan dan kemahiran pandai kayu. Tiga teknik utama dan gaya di dalam seni ukiran Melayu ialah tebuk terus, tebuk separuh dan tebuk timbul. Bentuk ukiran juga ada tiga jenis utama iaitu bujang, lengkap dan pemidang

Bentuk Bujang

Bentuk ini berdiri terasing, bebas, dan tidak terikat, berkait atau bersambung-sambung. Biasanya bentuk ini menampilkan motif bulan, bintang, matahari, kuntuk bunga ataupun putik buah.

Bentuk Pemidang

Bentuk ini menampilkan motif yang menggambarkan pergerakan sederhana dan tidak berbelit-berbelit. Bentuk ini mempunyai bingkai atau pemidang.

Ukiran patung kayu
Ukiran-ukiran yang dibuat dalam bentuk ini diberi nama-nama yang menarik seperti itik pulang petang, badak mudik, setampuk manggis dan lain-lain. Biasanya Bentuk pemidang digunakan untuk jala-jala rumah serta benda-benda yang terdapat di dalam rumah seperti tepak sirih, almari dan dulang kayu.

Bentuk Lengkap

Bentuk ini menggabungkan ciri-ciri bentuk bujang dan bentuk pemidang. Bentuk ini menitikberatkan unsur tumbuh-tumbuhan, merangkumi akar, batang, buah, dahan, daun, putik dan sulurnya.

Alat dan Motif

Alat-alat yang digunakan untuk seni ukiran adalah seperti gergaji, ketam, tukul besi dan paling penting pahat. Motif ukiran kayu orang Melayu terbahagi kepada beberapa jenis ;
Motif makhluk halus, contohnya ayam, badak dan itik (ayam berlaga, badak mudik dan itik pulang petang)

Motif angkasa atau kosmos yang menerapkan gambaran awan larat seperti bintang, matahari, bulan dan bukit bukau

Motif Geometri menampilkan bentuk bulatan dan bentuk segitiga yang disusun berderet. Kadangkala bentuk segitiga ini dicantum dengan sulur-sulur tumbuhan. Biasanya, motif-motif ini terdapat pada alat-alat tembikar, sarung keris, tepak sirih dan barang-barang tembaga.

Motif seni khat atau kaligrafi, menggunakan huruf Arab, terutamanya petikan Quran dan tulisan Jawi. Motif ini banyak terdapat di ambang pintu rumah, masjid dan surau serta pada alat-alat keagamaan seperti rehal.
Mengukir kayu (khat)
Penggunaan

Seni ukiran kayu di kalangan masyarakat Melayu bukan sahaja terdapat pada rumah-rumah tetapi penjelmaan dan penerapannya terdapat pada istana-istana raja, binaan masjid dan mimbarnya, surau, wakaf, pintu gerbang, alat-alat permainan masa lapang, alat-alat muzik tradisi, perabot seperti almari, katil, kerusi, meja, dan kepala perahu yang disebut bangau, alat-alat senjata, peralatan memasak, peralatan pertukangan dan pengangkutan tradisi seperti perahu, kereta kuda dan kereta lembu.

Kesenian Anyaman Melayu. Antara Kreativiti dan Sainstifik.

Kesenian Anyaman Melayu. Antara Kreativiti dan Sainstifik.



Pengenalan
Kesenian wujud, berkembang dan diturunkan dalam atau melalui tradisi-tradisi sosial atau masyarakat. Kesenian adalah milik masyarakat, dilihat sebagai cara hidup yang bertalian dengan keindahan dari para ahli masyarakat. Kesenian ini menjadi tunjang kepada kebudayaan masyarakat Melayu sejak turun temurun lagi. Dengan adanya kesenian seperti ini identiti masyarakat Melayu lebih terserlah dan dikenali ramai.
Warisan seni tradisional di kalangan orang Melayu disampaikan secara lisan dari generasi kepada satu generasi, namun artis sebagai individu yang menghasilkan mempunyai ruang untuk menggalakkan kreativiti dan mempertahankan nilai-nilai estetik karya seni tersebut. Kesenian bangsa Melayu telah diakui dunia sebagai unik dan menarik. Seni rupa dalam masyarakat Melayu merupakan ciptaan yang mengandungi unsur-unsur seni yang dihasilkan oleh orang Melayu melalui ukiran, anyaman, tenunan, seni bina dan sebagainya.
Seni kraftangan adalah hasil seni yang dicipta untuk digunakan, tetapi digubah dengan memasukkan unsur-unsur seni untuk memberi bentuk yang indah dan menarik hati. Penciptaan kraftangan itu memerlukan keahlian dan kecekapan dalam penggunaan bahan-bahan asas yang teratur sejak dari proses awal hinggalah sesuatu hasil kraftangan itu tercipta. Proses penciptaan kraftangan tersebut memerlukan daya estetika demi untuk memberikan rekabentuk yang indah dan menarik.
Seni anyaman adalah suatu bentuk kraf yang tidak dapat dipisahkan daripada cara hidup tradisional masyarakat Melayu dan rumpun nusantara. Daripada tikar hingga kepada dinding pelindung kediaman, hasil kerja menganyam membentuk persekitaran hidup yang boleh dilihat di mana-mana. Ini tidak menghairankan kerana tumbuh-tumbuhan tropika merupakan jenis yang sesuai untuk dijadikan bahan anyaman.
bamboo-forest
Menganyam merupakan proses menjalin jaluran daun, lidi, rotan, akar, buluh dan beberapa jenis tumbuhan yang lain. Beberapa jenis reka bentuk kraftangan dihasilkan melalui nyaman demi untuk mencipta sesuatu alat keperluan harian contohnya menghasilkan topi, tudung saji, bakul dan menganyam tikar untuk mengalas tempat duduk.
anyaman_various
Kraf Bukan Sekadar Pernyataan Estetik dan Kreatif Masyarakat Melayu
Estetik dikaitkan dengan istilah nilai-nilai keindahan, termasuk di dalamnya makna, antara lain elok, molek, cantik, anggun, bagus, lembut, utuh, seimbang, padu, bening, tenang, hampa, suram, dinamik, kukuh, hidup, gerak, hambar, sentimental dan tragik. Berekspresi estetik merupakan antara keperluan manusia yang tergolong dalam keperluan budaya, keperluan ini terhasil kerana faktor dorongan dari dalam diri manusia yang secara asasi sentiasa ingin merefleksikan keradaannya sebagai makhluk yang bermoral, berakal fikiran dan berperasaan.
Keperluan estetik, baik secara langsung mahupun tidak langsung, terserap dalam kegiatan-kegiatan untuk memenuhi keperluan lainnya, sama ada keperluan primer, sekunder, ataupun keperluan budaya lainnya, yang berkaitan dengan perasaan baik dan benar, adil dan tidak adil serta masuk akal atau sebaliknya.
rumah
Apabila menjelaskan makna estetik maka ia banyak dibincangkan berkaitan dengan deria pengamatan terhadap sesuatu perkara atau suasana yang menekankan aspek kesenian atau keindahan, bukan menekankan aspek fungsional serta kecanggihan objek tersebut. Manakala apabila menjelaskan makna kreatif dalam sesuatu hasil kesenian Melayu, kerap pemaknaan penghasilan hanya dilingkungi hasil pengamatan serta manifestasi kreatif pandai kraf terhadap alam Melayu.
anyamtudungsaji2
Tidakkah kreatif itu merupakan hasil kesenian sesuatu bangsa yang membentuk budaya ekspresif yang melaluinya kelompok bangsa tersebut menyatakan keperluan dan keinginan dalam kehidupan mereka?. Kreatif dalam konteks karya kraf sering dikaitkan dengan ketidaksengajaan, desakan hidup dan spontan. Apakah kreatif dalam pemaknaan karya kraf Melayu terasing daripada proses pemikiran yang begitu teliti, komprehensif dan unik?
tikar
Ini jelas membuktikan bahawa, kecanggihan menghasilkan objek seni ini jarang dikaitkan dengan pemikiran saintifik dan pemikiran matematik. Dokumentasi mengenai kesenian anyaman Melayu tidak dikaitkan dengan kecanggihan pemikiran saintifik dan matematik seperti ahli matematik Yunani Pythagoras ataupun Archimedes. Kenapa jarang sekali seni ukir dan anyaman ini disamakan dengan ilmu sains dan matematik ? Ukiran sering hanya dikaitkan sebagai luahan daya kreativiti dan estetika sahaja seperti yang dinyatakan oleh Siti Zainon (1986), iaitu:
”………………………seniman alam Melayu bekerja menghasilkan seni gunaan tetapi penuh daya kreativiti dan estetika yang memang telah teruji sejak berzaman. Mengukir bukan sekadar menggunakan bahan tetapi juga mengeluarkan buah fikiran dan perasaan”.
Seni anyaman mempamerkan budaya dan cara hidup orang-orang melayu dahulu kala. Ia kadang kala disebut sebagai “seni miskin” kerana dilakukan oleh orang-orang kampung semata-mata untuk memenuhi keperluan harian mereka. Anyaman rotan menghasilkan produk seperti bakul dan perabot yang kebanyakannya adalah untuk kegunaan sendiri atau dijual secara kecil-kecilan di pasar terbuka. Penghasilan sesuatu produk rotan bukanlah perkara yang mudah bagi orang dahulu kala.
rotan
Bahan mentahnya, iaitu rotan, hanya didapati di dalam hutan belantara. Ia perlu ditebang, dibersihkan, dirawat dan dikeringkan dengan teliti supaya sesuai untuk dijadikan peralatan yang boleh digunakan. Masyarakat dahulu kala juga perlu memikirkan cara yang paling berkesan untuk menghasilkan produk yang bukan hanya cantik tetapi boleh bertahan lama.
Rotan, ia merupakan hasil hutan bukan kayu yang terpenting di Semenanjung Malaysia. Tumbuhan ini lazimnya tumbuh liar dengan banyaknya di kawasan-kawasan pendalaman hutan semulajadi di Pahang, Perak dan Kedah. Perusahaan rotan di negara ini lebih tertumpu kepada aktiviti-aktiviti pengeluaran perabot bagi pasaran tempatan.
Rotan yang paling popular dan menjadi pilihan utama bagi pembuatan rangka dan perabot rotan adalah rotan jenis manau atau nama saintifiknya Calamus manan. Rotan jenis besar yang lain termasuklah rotan jenis dok (Calamus ornatus) dan semambu (Calamus scipionum). Rotan sega (Calamus caesius) pula adalah sejenis rotan kecil yang mempunyai nilai komersial yang tinggi. Saiz rotan ini tidak melebihi jari kelingking dan lazimnya digunakan bagi tujuan ikatan dan penyambungan komponen-komponen perabot.
Di kawasan-kawasan luar bandar, spesies rotan yang kecil saiznya digunakan sebagai bahan anyaman untuk membuat tali, bakul dan dulang. Rotan yang dikeluarkan dari hutan dibersihkan, dirawat dan dijemur terlebih dahulu sebelum dihantar untuk diproses. Diameter rotan diambil kira untuk menentukan mata pisau yang akan digunakan untuk setiap peringkat memotong rotan.
Peringkat kedua adalah proses membersihkan permukaan rotan. Rotan akan dibuang kulit luarnya dan permukaan rotan dibersihkan sebanyak dua kali. Rotan yang terhasil melalui proses ini adalah lebih putih dan bersih. Sebarang kekotoran yang masih tertinggal akan dibuang secara manual.
Proses seterusnya adalah menghasilkan bilah-bilah rotan yang dikenali sebagai penjalin. Rotan akan diukur diameternya sekali lagi kerana saiz rotan mengecil apabila kulit luarnya dibuang. Mata pisau yang sesuai dengan saiz baru rotan digunakan untuk mendapat jumlah maksimum penjalin rotan.
Semasa proses ini bahagian tengah rotan yang dipanggil hati rotan akan diproses sekali lagi untuk mendapatkan beberapa lagi bilah rotan penjalin. Sebagai contoh rotan yang berdiameter 9mm boleh menghasilkan lapan bilah rotan penjalin semasa peringkat pertama proses memotongnya dan empat lagi semasa proses kedua. Bahagian paling dalam pada batang rotan akan diproses untuk digunakan sebagai struktur tiang pada produk rotan yang bakal dihasilkan.
Pada keseluruhannya, hanya sedikit sahaja bahagian rotan yang tidak boleh digunakan. Masyarakat Melayu dahulu tidak didedahkan kepada sebarang teknologi moden dalam menghasilkan produk mereka. Pengetahuan mereka adalah berasaskan apa yang diturunkan oleh nenek moyang mereka selain dari penerokaan melalui  ‘trial and error‘ dan pengalaman konkrit yang dilalui. Latihan tidak formal ini telah memungkinkan mereka merekacipta dan membentuk produk yang bukan hanya sesuai untuk kegunaan harian mereka malah merupakan penciptaan yang kreatif dan penuh daya estetika.
Disebalik kreativiti dan nilai estetika yang terpancar pada sesuatu produk hasil anyaman, tidak dinafikan bahawa ia terhasil dari pemikiran penggubahnya dan proses-proses tertentu yang perlu dilalui untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Produk anyaman yang terhasil sudah cukup membuktikan bahawa masyarakat Melayu mempunyai daya pemikiran yang bukan hanya mampu mengenalpasti bahan dan proses malah menjalankan perkiraan mental (mental arithmetic) secara tepat dan terperinci dan menaakul secara saintifik didalam penghasilan produk berasaskan rotan.
Jika diteliti secara mendalam pemikiran saintifik dan matematik masyarakat Melayu sememangnya tersirat di dalam gubahan dan corak yang sangat halus dan berseni yang dihasilkan. Menurut Lawson (1995) pemikiran saintifik individu berkembang dari peringkat yang rendah kepada peringkat yang lebih tinggi mengikut perkembangan kognitif seseorang individu.
Perkembangan pemikiran saintifk berlaku apabila individu berupaya menguasai pengetahuan dan proses saintifik melalui pemikiran logik dan penaakulan. Dari aspek ini individu boleh beroperasi pada peringkat diskriptif di mana mereka menjalankan operasi seperti pemerhatian, menyenaraikan fakta, pengkelasan dan membuat generalisai. Pemikiran saintifik peringkat tinggi pula melibatkan individu menjalankan proses-proses seperti berfikir secara kombinatorial, mengawal pembolehubah dan menjana hipotesis, menjalankan pemikiran-pemikiran berkadaran, kebarangkalian dan korelasi.
Persoalannya sekarang adalah adakah seni anyaman masyarakat Melayu menunjukkan corak pemikiran saintifik pada penggubah dan gubahannya? Jika diteliti dari peringkat pemprosesan bahan mentah sehingga terhasil produk seninya adalah jelas dan ketara bahawa pemikiran saintifik memainkan peranan yang besar di dalam seni anyaman. Peringkat pemprosesan bahan mentah melibatkan pemikiran saintifik dari beberapa aspek seperti:
       i. pemerhatian yang teliti terhadap jenis rotan yang diperolehi;
       ii. mengenalpasti ciri-ciri rotan seperti kematangan, saiz dan jenis;
      iii. mengkelaskan rotan mengikut ciri;
      iv. dan membuat generalisasi seperti menentukan rotan yang paling sesuai berdasarkan fakta-fakta yang dikumpul.
Pemikiran sebegini lebih bercorak deskriptif dan banyak menggunakan pengalaman konkrit serta pengetahuan sedia ada mereka. Oleh kerana pendedahan kepada maklumat saintifik secara formal tidak diperolehi, masyarakat Melayu banyak menggunakan pemikiran serta menaakul secara logik. Pengetahuan ini digunakan dan diuji secara ‘trial and error’ untuk memperoleh bahan paling baik bagi penghasilan produk. Seni anyaman masyarakat Melayu juga boleh menceritakan proses pemikiran saintifik peringkat tinggi yang tersirat di dalam setiap gubahan mereka. Antarannya termasuk:
      i. keupayaan membuat pemikiran kombinatorial menentukan kombinasi genap dan ganjil di dalan gubahan;
     ii. keupayaan mengawal pembolehubah dan menjana hipotesis apabila menentukan jumlah penjalin untuk mendapatkan saiz serta bentuk yang diinginkan;
    iii. Menjalankan pemikiran berkadaran, kebarangkalian serta korelasi dalam aspek seperti membuat korelasi di antara saiz rotan dan saiz produk yang dihasilkan, berfikir secara berkadaran apbila menentukan pewarnaan pada bahan mentah dan proses pemikiran secara kebarangkalian terhadap corak yang akan dihasilkan. Jelas sekali seni anyaman, dengan corak dan pengiraan geometriknya dan proses-proses saintifiknya menceritakan bagaimana masyarakat Melayu dahulu kala berfikir dan menaakul secara saintifik.
Kesimpulan
Anyaman adalah kesenian yang bersifat lahiriah, mempunyai makna yang dalam dan kewujudannya merupakan wadah pemaparan idea yang melibatkan pancaindera penglihatan, pendengaran, pemikiran dan kesedaran secara seimbang sebagai symbol yang memberi makna yang tersendiri dalam masyarakat berhubung dengan adat, agama, kepercayaan, adab, perasaan, corak pemikiran dan falsafah hidup orang Melayu.
Peter Dolmer (1997) mentafsirkan makna kraf sebagai aktiviti kreatif berkemahiran dan penelitian proses-proses yang perlu dilalui untuk menghasilkan seni anyaman ini menunjukkan bahawa ianya memerlukan pemikiran saintifik dan matematik yang kompleks dan rumit yang selalunya hanya dianggap sebagai simbol tanda kepekaan yang asli atau hasil kerja seni.
Seni anyaman Melayu sememangnya indah. Tanpa seni, tidak lengkaplah budaya dan warisan bangsa.

Sumber: Jurnal Peradaban Melayu, Jilid 5, Tahun 2007 – Pemikiran Saintifik dan Matematik dalam Kraf Anyaman Buluh Melayu Tradisional: Satu Kajian Kes. UPSI.